My Father is my Hero



My Father is my Hero!"
Yaa, seringkali ku dengar ungkapan itu karena memang benar “Papaku adalah pahlawanku”. Lewat catatan ini aku ingin sedikit bercerita tentang sosok Papa, Apa,Ayah, Bapak, Papi, Abah, Abi atau apapun sebutan lain untuknya.

Catatan untuk Papa...

Papaku berpostur tinggi besar dan berkulit sawo matang. Yaa badanku yang bongsor  ini merupakan turunan dari Papa. Ia berkumis tipis dan memiliki suara yang khas.
Papa, bagiku adalah seorang pria tangguh, kuat, disiplin, bertanggung jawab dan penyayang. Tetapi Ia memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan rasa sayangnya.
Sejujurnya aku merasa iri terhadap mereka yang begitu manja dan dekat dengan sang Papa. Mengapa aku merasa iri? Yaa, karena aku merasa Papaku cuek atau bahkan terasa kaku. Tapi itu dulu, dulu saat aku belum mengerti bahwa cara setiap orang dalam mengekspresikan cinta dan kasih sayang itu beragam, begitupun dengan Papaku.
Bersama Mama, Papa membesarkanku, menuntunku, membimbingku, menjagaku, mengajariku berbagai hal, menegurku ketika aku salah, menyemangatiku ketika aku menyerah dan takut, dan tentu saja selalu mendo’akanku setiap saat hingga kini umurku beranjak 16 tahun lebih.
Papaku, mungkin terlihat kaku, seperti cuek atau bahkan terasa dingin.
Tapi dibalik itu semua,
Aku tau Ia sangat menyayangiku, yaa aku tau karena aku merasakan kasih sayangnya.
Ia ingin aku tumbuh menjadi perempuan yang kuat, tangguh, cerdas, tidak manja dan mandiri yaa menjadi ‘superwoman’ lah, karena itulah Ia mendidiku dengan caranya sendiri.
Sesungguhnya Ia begitu perhatian, tapi seringkali Ia tidak langsung menanyakan kabarku tetapi menyuruh mama menelponku ‘tuk mengetahui kabarku.
Sesungguhnya Ia selalu ingin ‘tuk memanjakanku, tapi Ia bertindak tegas karena ‘tak ingin aku menjadi manja.
Sesungguhnya Ia selalu ingin memberi apa yang aku pinta, tapi terkadang Ia menunda atau menolak karena Ia ingin aku berusaha untuk mendapat apa yang aku ingin.
Sesungguhnya Ia begitu bangga atas prestasiku, tapi Ia memasang wajah cool dan berkata ”Tingkatkan lagi prestasimu!” karena Ia tak ingin aku menjadi sombong dan cepat puas atas apa yang telah didapat.
Sesungguhnya ketika Ia sedikit membentak karena aku susah makan, Ia begitu khawatir akan kesehatanku.
Sesungguhnya ketika Ia tidak memberiku ijin untuk pergi atau bermain, Ia ingin menjagaku karena begitu takut terjadi sesuatu yang buruk menimpaku.
Sesungguhnya ketika Ia terkesan bersikap cuek saat aku jatuh dan sedikit terluka, Ia ingin mengajariku agar aku kuat dan tidak cengeng.
Sesungguhnya ketika Ia mondar-mandir melewati ruang tamu saat ada teman lelaki yang berkunjung ke rumah, Ia ingin memastikan bahwa teman lelaki itu baik untukku.
Sesungguhnya ketika Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Ia sedang bekerja keras agar aku mendapat kehidupan yang layak.
Sesungguhnya ketika Ia malah memberikan buku-buku saat aku kesulitan dan meminta bantuan dalam mengerjakan tugas, Ia ingin agar aku bisa berjuang untuk menghadapi dan memecahkan masalahku.
Sesungguhnya ketika Ia terkesan bawel menasehati ini itu saat aku harus kuliah di luar kota, Ia begitu takut dan khawatir karena tidak bisa menjagaku setiap saat.
Aku ingat, ketika Ia menggedor pintu kamarku hanya ‘tuk memberi tau bahwa tim bola favoritku sedang bertanding.
Aku ingat, ketika Ia menyanyikan lagu disaat syukuran ulang tahunku ke-15 padahal Ia jarang bernyanyi.
Aku ingat, ketika Ia membelikan makanan favoritku saat aku berada di rumah dan segera menyuruhku makan.
Yaa aku ingat dan merasakan semua pengorbanan, perhatian, dan kasih sayangmu Pah.
Aku ingin membalas semua pengorbanan Papa dan Mama
Aku ingin membalas semua kasih sayang Papa dan Mama
Aku ingin menjadi anak yang berbakti terhadap Papa dan Mama
Lalu,
Aku ingin Papa dan Mama tersenyum bangga melihat kesuksesanku
Aku ingin Papa dan Mama bahagia karenaku
Dan aku ingin menjadi seperti apa yang Papa dan Mama harapkan
Papa dan Mama adalah orang teristimewa di hidupku. Papa dan Mama adalah motivator dan penyemangat terbesar dalam hidupku. Papa dan Mama adalah alasan mengapa aku kuat dalam menjalani hari-hariku. Karena do’a dan dukungan kalian senantiasa bersamaku.
Aku tau tidak ada kata yang mampu mewakili seberapa besar rasa sayangku ini, tetapi aku harap Papa dan Mama tau bahwa aku begitu menyayangi kalian.
Terima kasih ya Alloh, karena Engkau telah menganugrahkan Papa dan Mama yang begitu menyayangiku.
Sebait do’a selalu kupanjatkan untuk Papa dan Mama: "Ya Allah, ampunilah dosa kami & dosa kedua orang tua kami. Masih terbayang air mata Mama yang mengalir & rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepada-Mu untuk kebahagiaan kami, anaknya. Sayangilah Mama & Papa kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu kecil. Ya Allah, Muliakanlah mereka, tiada pernah kami sanggup menggantikan setiap tetes air mata Mama & keringat Papa."  Aamiin yaa Robbal alamiin...

Aku sayang Papa dan Mama :*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIANTARA

CIBORELANG AROMA KOTA, RASA DESA

SAWALA KELOMPOK